Novena Kedelapan
Saran Bacaan
2 Korintus 10:17-18, 11:1-2 atau Matius 25:1-13
2 Korintus 10:17-18, 11:1-2 atau Matius 25:1-13
St. Rosa dari Lima
"Salib adalah satu-satunya tangga ke surga"
Santa Rosa dari Lima
St. Rosa dari
Lima tidak terlena dengan kecantikan lahiriahnya. Ia lebih suka menjadi
cantik secara rohani bagi Yesus. Jadi, jika kita merasa khawatir akan
penampilan lahiriah kita, kita boleh mohon bantuan doa St. Rosa agar ia
membantu kita untuk memusatkan perhatian pada hal yang lebih penting
dalam hidup kita.
Pada tanggal 20
April 1586, dari sebuah keluarga yang miskin di Lima, Peru, lahir
seorang bayi perempuan yang diberi nama Isabel De Flores Y Del Oliva.
Semua orang lebih suka memanggilnya 'Rosa' (mawar) karena bayi itu
sungguh amat cantik dengan pipinya yang kemerahan-merahan. Lagipula
semasa Rosa masih bayi, dalam sebuah penglihatan mistik, wajahnya
berubah menjadi sekuntum mawar.
Sejak
kanak-kanak Rosa amat mengasihi Yesus. Cintanya kepada Yesus demikianlah
besar, hingga jika ia sedang membicarakan-Nya wajahnya akan bersinar
dan matanya berbinar-binar. Devosinya amat kuat, terutama kepada Bayi
Yesus dan Maria, BundaNya. Rosa berbicara kepada mereka berjam-jam
lamanya di gereja. Ia juga sering melakukan matiraga secara
sembunyi-sembunyi.
Suatu hari
ibunya mengenakan hiasan mahkota bunga di atas kepala Rosa untuk
menonjolkan kecantikan puterinya itu. Tetapi, Rosa tidak ingin dikagumi
karena kecantikan lahiriahnya, sebab hatinya sudah diserahkannya kepada
Yesus. Jadi ia mengubah mahkota yang dimaksudkan untuk menonjolkan
kecantikannya itu menjadi sarana bermatiraga. Sebuah peniti panjang
disematkannya pada mahkotanya sehingga mahkota itu membuatnya merasa
sakit dan tidak nyaman.
Rosa juga tidak
suka orang-orang memandang serta memuji-muji kecantikannya. Baginya
segala pujian hanyalah bagi Yesus. Rosa takut kalau-kalau kecantikannya
menjadi batu sandungan bagi orang lain. Sebab, ia melihat banyak orang
memandangi wajahnya tanpa berkedip. Ia mendengar mereka mengatakan
betapa halus dan indah kulitnya. Jadi, ia melakukan sesuatu yang
mengejutkan: ia menggosok wajahnya dengan merica hingga kulitnya menjadi
merah dan melepuh. Nah, untuk sementara waktu tidak akan ada lagi orang
yang akan memujinya!
Ketika Rosa membaca kisah hidup St. Katarina dari Siena,
ia terdorong untuk menjadikan St. Katarina sebagai teladan hidupnya. Ia
mulai dengan berpuasa tiga kali dalam seminggu. Kemudian ia melakukan
tapa silih, dan akhirnya memotong rambutnya yang indah, mengenakan baju
kasar dan menyingsingkan lengan bajunya untuk bekerja keras. Teman-teman
dan keluarganya menertawakan serta mencemooh tindakan Rosa yang mereka
anggap aneh. Kedua orangtuanya juga tak henti mengecamnya. Rosa
menderita karena ia tidak dimengerti. Kekuatan dan penghiburan yang
diperolehnya hanyalah dari Sakramen Mahakudus yang diterimanya setiap
hari.
Kemudian, Rosa
memutuskan untuk mengucapkan kaul kemurnian. Tentu saja kedua
orangtuanya menentang keras kehendak Rosa. Mereka telah lama berharap
agar kelak puteri mereka yang jelita itu dinikahi oleh seorang pemuda
kaya, sehingga dapat mengangkat mereka dari kemiskinan. Meski sepanjang
hidupnya Rosa selalu taat dan patuh kepada orangtuanya, dalam perkara
yang satu ini Rosa tidak dapat ditundukkan. Sepuluh tahun lamanya
pertentangan itu berlangsung sebelum pada akhirnya Rosa dapat
memenangkan hati mereka dengan kesabaran dan doa.
Rosa banyak
menderita. Selain dari pertentangan dengan kedua orangtuanya, Rosa juga
banyak mengalami godaan setan. Sering juga ia mengalami saat-saat di
mana ia merasa sendiri dan mengalami kesedihan yang hebat karena Tuhan
terasa jauh darinya. Namun demikian, semua itu ditanggungnya dengan iman
yang teguh.
Saat usianya
duapuluh tahun, Rosa diterima dalam Ordo Ketiga Dominikus. Atas
persetujuan pembimbing rohaninya, Rosa mengasingkan diri ke sebuah gubuk
kecil yang dibangun di halaman rumah orangtuanya. Malam hari
digunakannya untuk berdoa dan bermeditasi. Siang hari Rosa bekerja keras
menanam bunga, menyulam serta menjahit. Hasilnya digunakannya untuk
membantu keluarganya yang miskin. Ia juga melayani dan menghibur para
fakir miskin dan para budak Indian, terutama mereka yang sakit dan
menderita. Oleh sebab itu Rosa dianggap sebagai pelopor pelayanan sosial
di Peru.
Beberapa kali
Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya, melimpahi hatinya dengan rasa
damai dan sukacita. Di saat-saat seperti itu, Rosa mempersembahkan
kepada-Nya semua silih dan matiraganya sebagai tebusan atas penghinaan
terhadap Putra Allah, untuk kesejahteraan bangsanya, untuk pertobatan
orang-orang berdosa, dan untuk jiwa-jiwa di api penyucian.
Rosa lama
menderita sakit sebelum akhirnya meninggal pada tanggal 24 Agustus 1617
di Lima dalam usia 31 tahun. Banyak mukjizat terjadi setelah
kematiannya.
Rosa
dibeatifikasi pada tahun 1667 oleh Paus Klemens IX dan dikanonisasi pada
tanggal 2 April 1671 oleh Paus Klemens X. Santa Rosa dari Lima adalah
orang Amerika pertama yang dinyatakan kudus. Oleh sebab itu ia diangkat
sebagai santa pelindung Amerika, terutama Amerika Latin, dan juga
Philipina. Pestanya dirayakan setiap tanggal 23 Agustus.
CATATAN ST. ROSA DARI LIMA
"Tuhan, tambahlah penderitaanku, dan bersamanya tambahkanlah cinta-Mu dalam hatiku."
"Selain dari Salib, tidak ada tangga lain yang dapat membawa kita ke surga."
"Tuhan
dan Juruselamat kita memperkeras suara-Nya dan berbicara dengan
keagungan yang tiada bandingnya: 'Biarlah semua orang mengetahui bahwa
rahmat datang setelah penderitaan. Biarlah mereka mengetahui bahwa tanpa
beban penderitaan, mustahillah untuk mencapai kepenuhan rahmat. Biarlah
mereka mengetahui bahwa anugerah rahmat bertambah sementara pencobaan
bertambah. Biarlah manusia waspada agar tidak tersesat dan ditipu. Salib
adalah satu-satunya tangga sejati ke surga, dan tanpa Salib mereka
tidak akan dapat menemukan jalan yang dapat membawa mereka naik ke
surga.'
Ketika
aku mendengar kata-kata ini, suatu kekuatan dahsyat menyelubungi aku
serta menempatkan aku di tengah jalan, sehingga aku dapat berseru dengan
lantang kepada orang-orang dari segala usia, jenis kelamin serta
kedudukan: “Dengarlah, hai manusia; dengarlah hai bangsa-bangsa. Aku
memperingatkan kalian akan perintah Kristus dengan menggunakan kata-kata
yang keluar dari bibir-Nya sendiri: Kita tidak dapat memperoleh rahmat
jika kita tidak menanggung penderitaan. Kita harus menumpuk pencobaan di
atas pencobaan guna beroleh keikutsertaan yang besar dalam hidup Ilahi,
kemuliaan bagi anak-anak Allah dan kebahagiaan sejati bagi jiwa.”
Jika
saja manusia mengetahui betapa luar biasanya memperoleh rahmat surgawi,
betapa indahnya, betapa agungnya, betapa berharganya. Betapa banyak
kekayaan yang tersembunyi di dalam Salib, betapa banyaknya sukacita dan
kebahagiaan! Tak seorang pun akan mengeluh akan Salib-nya atau akan
pencobaan-pencobaan yang harus ditanggungnya, jika saja ia mengetahui
timbangan di mana mereka kelak akan ditimbang ketika timbangan itu
dikenakan kepada mereka.”
“disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
Bacaan Teladan Santa Rosa dari Lima
St. Rosa dari Lima lahir di kota Lima, Peru. Ia adalah bagian dari keluarga yang besar. Nama baptisnya adalah Elizabeth. Orang biasa memanggil ia Rosa karena teladan kesuciannya. Ketika St. Rosa mendapatkan Sakramen Krisma dari Uskup Agung Lima, ia mengambil secara resmi Rosa sebagai namanya.
Sejak kecil, ia mengagumi dan meniru St. Katarina dari Siena. Ia mulai berpuasa 3 kali seminggu dan melakukan laku tobat yang keras secara rahasia. Ketika orang-orang mengagumi kecantikannya, Rosa menggunting rambutnya dan merusak wajahnya dengan lada dan sejenis cairan kimia. Walaupun ditentang orang tuanya, Rosa menghabiskan banyak waktunya di depan Sakramen Mahakudus yang ia terima dalam Komuni setiap hari. Ia bersumpah untuk menjadi perawan dan tidak menikah selamanya.
Puasa setiap hari lalu bertambah menjadi pantang daging untuk selamanya. Hari-harinya dipenuhi dengan perbuatan kasih. Rosa membantu yang sakit dan lapar di sekitar rumahnya. Rosa menjahit, membuat renda dan merajut. Kesemua hasil tangannya itu ia jual dan uangnya ia gunakan untuk membantu yang miskin. Malam harinya ia habiskan dengan berdoa dan laku tobat dalam sebuah gua kecil yang telah ia bangun.
Kabar kesuciannya menjadi buah bibir di kota tersebut termasuk pastor dari Ordo Dominikan. Ia ingin menjadi seorang suster namun ditentang oleh keluarganya. Maka pada usia 20 tahun, Rosa bergabung dengan Ordo Ketiga St. Dominikus.
Setelah itu, selama 11 tahun, hidupnya adalah sebuah kemartiran terhadap dirinya sendiri, ekstasi yang terus menerus hingga wafatnya di usia 31 tahun. Misa Requiem untuknya dilangsungkan di Katedral, dihadiri oleh semua pejabat publik kota Lima dan Uskup Agung Lima sendiri yang mengucapkan kata perpisahan untuknya.
St. Rosa dari Lima lahir di kota Lima, Peru. Ia adalah bagian dari keluarga yang besar. Nama baptisnya adalah Elizabeth. Orang biasa memanggil ia Rosa karena teladan kesuciannya. Ketika St. Rosa mendapatkan Sakramen Krisma dari Uskup Agung Lima, ia mengambil secara resmi Rosa sebagai namanya.
Sejak kecil, ia mengagumi dan meniru St. Katarina dari Siena. Ia mulai berpuasa 3 kali seminggu dan melakukan laku tobat yang keras secara rahasia. Ketika orang-orang mengagumi kecantikannya, Rosa menggunting rambutnya dan merusak wajahnya dengan lada dan sejenis cairan kimia. Walaupun ditentang orang tuanya, Rosa menghabiskan banyak waktunya di depan Sakramen Mahakudus yang ia terima dalam Komuni setiap hari. Ia bersumpah untuk menjadi perawan dan tidak menikah selamanya.
Puasa setiap hari lalu bertambah menjadi pantang daging untuk selamanya. Hari-harinya dipenuhi dengan perbuatan kasih. Rosa membantu yang sakit dan lapar di sekitar rumahnya. Rosa menjahit, membuat renda dan merajut. Kesemua hasil tangannya itu ia jual dan uangnya ia gunakan untuk membantu yang miskin. Malam harinya ia habiskan dengan berdoa dan laku tobat dalam sebuah gua kecil yang telah ia bangun.
Kabar kesuciannya menjadi buah bibir di kota tersebut termasuk pastor dari Ordo Dominikan. Ia ingin menjadi seorang suster namun ditentang oleh keluarganya. Maka pada usia 20 tahun, Rosa bergabung dengan Ordo Ketiga St. Dominikus.
Setelah itu, selama 11 tahun, hidupnya adalah sebuah kemartiran terhadap dirinya sendiri, ekstasi yang terus menerus hingga wafatnya di usia 31 tahun. Misa Requiem untuknya dilangsungkan di Katedral, dihadiri oleh semua pejabat publik kota Lima dan Uskup Agung Lima sendiri yang mengucapkan kata perpisahan untuknya.
Doa Novena IYD 2012
Allah Bapa Mahabaik, syukur atas Karya Penciptaan dan Penyelamatan yang Kau selenggarakan bagi kami. Berkat Hidup, Pewartaan, Teladan, Wafat dan Kebangkitan Kristus Yesus Putra-Mu, Engkau menyelamatkan kami dari maut dan menganugerahkan kepada kami iman yang menyelamatkan. Semoga setiap hari, kami semakin teguh berakar pada iman itu; dan dengan harapan yang kokoh, kami pun mampu menunjukkan iman itu dalam laku karya kami dalam cinta kasih yang sempurna. Engkau menganugerahkan bagi Gereja-Mu St. Rosa dari Lima sebagai teladan iman terutama bagi kami Orang Muda Katolik. Semoga kami terinspirasi dan tergerak untuk mengikuti teladan hidupnya: berakar dan tumbuh dalam Kristus Yesus, teguh dalam iman, harapan dan cinta, serta hidup dalam laku tobat yang sejati dan cinta kepada Putra-Mu dalam Sakramen yang Terberkati.
Allah Bapa Mahabaik, syukur atas Karya Penciptaan dan Penyelamatan yang Kau selenggarakan bagi kami. Berkat Hidup, Pewartaan, Teladan, Wafat dan Kebangkitan Kristus Yesus Putra-Mu, Engkau menyelamatkan kami dari maut dan menganugerahkan kepada kami iman yang menyelamatkan. Semoga setiap hari, kami semakin teguh berakar pada iman itu; dan dengan harapan yang kokoh, kami pun mampu menunjukkan iman itu dalam laku karya kami dalam cinta kasih yang sempurna. Engkau menganugerahkan bagi Gereja-Mu St. Rosa dari Lima sebagai teladan iman terutama bagi kami Orang Muda Katolik. Semoga kami terinspirasi dan tergerak untuk mengikuti teladan hidupnya: berakar dan tumbuh dalam Kristus Yesus, teguh dalam iman, harapan dan cinta, serta hidup dalam laku tobat yang sejati dan cinta kepada Putra-Mu dalam Sakramen yang Terberkati.
Bunda Maria, Bunda Orang Muda
Katolik, doakanlah, lindungi dan bimbinglah kami dalam mengikuti Yesus Putramu.
Doakan agar kami setia hidup menurut Injil-Nya dan mengikut teladan hidup-Nya.
Semoga kami dimampukan meninggalkan diri kami sendiri dan hidup dalam Dia, Sang
Sumber Kehidupan. Semoga kami semakin hari semakin mampu untuk menghadirkan
Kristus, Putra-Mu, di tengah masyarakat dan sesama kami; sehingga dunia ini
senantiasa disegarkan oleh Injil dan Hidup Putra-Mu yang muncul dari karya
nyata kami dan Kerajaan Damai-Nya hadir di tengah kami.
Santa Maria, Bunda Orang Muda
Katolik, doakanlah kami.
St. Rosa dari Lima, doakanlah kami.
St. Rosa dari Lima, doakanlah kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar