Renungan Harian, Rabu, 25 Juli 2012
Pekan Biasa XVI
Bacaan : 2Kor 4:7-15,
Mzm 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6,
Bacaan Injil : Mat. 20:20–28
Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada
Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata
Yesus: ”Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya: ”Berilah perintah, supaya
kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di
sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi
Yesus menjawab, kata-Nya: ”Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta.
Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka
kepada-Nya: ”Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: ”Cawan-Ku memang
akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah
kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada
orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu
marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi
Yesus memanggil mereka lalu berkata: ”Kamu tahu, bahwa
pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan
besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas
mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barang siapa ingin menjadi
besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barang siapa
ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang.”
Renungan
Seorang mahasiswi dari keluarga yang sangat berada, rela menjadi
pembantu rumah tangga untuk membiayai kuliahnya sendiri. Keinginannya
untuk belajar mandiri tidak diketahui oleh pihak keluarganya. Uang saku
yang dikirimkan oleh orang tuanya tidak berkurang banyak. Semasa menjadi
pembantu rumah tangga ia merasakan bagaimana menjadi orang yang
dipandang kecil. Pekerjaan yang dilakukannya memang tidak sempurna,
tetapi ia belajar menyempurnakan diri untuk menjadi orang baik. Cacian
dan celaan dari majikannya ia terima terus-menerus saat bekerja.
Majikannya memarahi bahkan sering pula melempar benda keras ke arah
mahasiswi ini. Tetapi, ia mencoba bertahan dan tetap kuat menjadi
seorang pembantu rumah tangga hingga kuliahnya selesai.
Yesus adalah anak Allah yang Mahatinggi. Kedudukan-Nya begitu tinggi,
namun Ia toh mau menjadi manusia sama seperti kita. Ia mau menjadi kecil
untuk meneladankan kebaikan-kebaikan. Yesus menegaskan dengan contoh
diri-Nya sendiri, bahwa siapa pun yang mau menjadi besar hendaklah ia
menjadi pelayan. Seorang yang besar hendaklah melakukan pelayanan yang
baik dari hal-hal yang paling kecil sekalipun. Lebih indah melayani
lebih dulu daripada hidup dilayani dan bergaya untuk dilayani.
Membiarkan diri dilayani adalah bentuk kesombongan ketika kita
seharusnya masih mampu melayani sesama.
Tuhan, biarkanlah aku menjadi alat-Mu untuk sesama, biarkanlah aku lebih
dulu melayani, dan menghindari godaan untuk selalu dilayani. Amin.
Sumber : Ziarah batin 2012